Yang Tidak Diajarkan Orang Tua Kepada Anak Perempuannya Soal Uang



Orang tua tidak menekankan pentingnya masalah keuangan dalam hubungan rumah tangga. Pendidikan keuangan sebetulnya suatu kewajiban untuk diketahui oleh wanita dalam memilih pasangannya. Bukan menjadi materialistis, tapi sebaliknya, harus realistis. Kemiskinan dan kebahagiaan adalah dua hal yang sulit dijadikan satu. Anda bahagia jika berkecukupan – bukan berlebihan. Tapi kemiskinan akan membawa masalah-masalah lain yang dijamin tidak akan membuahkan kebahagiaan. Jangan salah berpikir bahwa orang kaya sudah pasti bahagia, bukan, tetapi sebagai wanita harus cukup jeli menentukan kehidupan keuangannya sendiri.

Banyak wanita yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas namun tidak bisa berpikir jernih soal cinta. Cinta itu buta. Perasaan cinta semata tidak akan cukup dalam membina suatu hubungan rumah tangga.
Wanita juga harus memiliki aset, berinvestasi dan bertanggung jawab atas keadaan keuangan pribadinya. Aset bukan berarti kecantikan dan peralatan dapur semata. Aset dalam arti sesungguhnya yang bernilai dan bisa bernilai tambah, bisa diperjualbelikan.
Punya mimpi besar. Lanjutkan sekolah anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Raihlah apa yang selama ini menjadi impian anda. Jangan korbankan mimpi-mimpi dan kesempatan yang anda miliki demi nama cinta. Kalau pria sungguh-sungguh mencintai anda, maka ia akan mendukung anda untuk menjadi diri anda yang berkembang dan lebih baik.
Dalam pernikahan, anda harus memegang kontrol yang sama dengan pasangan anda dalam hal keuangan. Wanita harus tahu berapa penghasilan dan pengeluaran keluarga, nomor-nomor rekening dan asuransi, penyimpanan dokumen berharga dan surat-surat bernilai lainnya.
Atas namakan harta yang dimiliki bersama atas nama berdua, atau atas nama anda. Apa yang tertera di dalam dokumen adalah hal penting. Sekali lagi bukan bermaksud materialistis, namun sebagai wanita jangan mudah diiming-iming janji palsu dan buta dalam hal legal pembagian aset.
Pilihlah pasangan yang sudah serius dan punya visi masa depan. Berarti pria ini sudah siap mengarungi bahtera rumah tangga secara realistis. Ketahuilah hutang-hutang yang ia miliki, karena setelah menikah maka hutangnya adalah hutang anda juga.
Pertimbangkan juga jika pendapatan anda jauh lebih tinggi dari pasangan anda. Memang awalnya oke oke saja, tapi pria punya gengsi yang sangat tinggi dan ini akan menjadi sumber masalah bila tidak ditangani secara sensitif.


Bersedahlah. Berikan sumbangan kepada orang yang kurang mampu. Ini adalah hukum alam, semakin besar memberi, maka semakin besar anda akan menerima balasannya. Bukan hanya dalam bentuk finansial saja, tapi bisa berupa tenaga dan waktu anda.
Jangan berhutang lebih dari 20% total pendapatan anda. Apalagi berhutang menggunakan kartu kredit dengan bunga yang tinggi. Bunga berbunga ini akan sangat besar jumlahnya jika anda tidak segera melunaskan tunggakan bulanan anda.
Usahakan untuk selalu melunaskan tagihan kartu kredit anda. Jangan takut untuk berhutang demi investasi yang akan bernilai tambah. Bukan hutang untuk membeli baju dan tas, tapi hutang untuk memiliki tanah, atau memiliki rumah yang bisa dikontrakan, ini adalah jenis hutang yang baik.
Bertemanlah dengan orang-orang yang sukses dalam hal keuangan sehingga mereka bisa memberikan pendapat dan membagi pengalaman mereka.
Jangan berbaik hati untuk memberikan pinjaman kepada orang-orang yang anda tahu tidak bisa membayar hutangnya. Jika anda ingin membantu mereka, maka ikhlaskan dan berikan kepada mereka semampu anda. Berani berkata tidak karena orang lain pun tidak ada yang akan membantu anda bila anda perlu uang.
Berhati-hatilah jika ada yang membujuk anda untuk menggunakan nama anda menjadi partner dalam mengambil kredit hutang. Sekalipun saudara terdekat sekalipun, sebaiknya hal ini dihindari karena hubungan keluarga pun bisa runyam gara-gara soal hutang piutang.

Comments

Popular Posts